Moisture Analyzer dan Kalibrasi SNI

Moisture Analyzer dan Kalibrasi SNI

Penggunaan moisture analyzer di berbagai sektor industri bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Ketika akurasi kadar air berpengaruh langsung pada kualitas, keamanan, bahkan legalitas sebuah produk, maka instrumen ini menjadi bagian vital dari proses produksi maupun kontrol mutu. Namun, satu hal yang sering diabaikan oleh pelaku industri di Indonesia adalah kalibrasi alat sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

Moisture analyzer yang tidak dikalibrasi sesuai standar resmi bisa menghasilkan data yang menyimpang. Akibatnya, produk bisa gagal memenuhi standar mutu nasional, menyebabkan penolakan dalam audit, atau bahkan ditarik dari pasar. Artikel ini akan membahas secara mendalam peran moisture analyzer dalam industri Indonesia, pentingnya kalibrasi SNI, dan bagaimana memastikan alat Anda sesuai dengan regulasi yang berlaku.


Moisture Analyzer: Alat Strategis di Berbagai Sektor

Alat ukur kadar air modern seperti moisture analyzer telah menggantikan metode oven drying yang lambat dan kurang praktis. Di sektor makanan, kadar air berlebih bisa mempercepat pembusukan. Di industri kimia, kesalahan kadar air dapat merusak reaksi atau mereduksi efektivitas produk. Bahkan dalam bidang pertanian, nilai kadar air menentukan apakah hasil panen layak jual atau tidak.

Lebih dari sekadar penimbang dan pemanas, moisture analyzer bekerja dengan prinsip loss on drying, yaitu menghitung selisih berat sebelum dan sesudah pemanasan untuk mengetahui kadar air suatu bahan. Akurasi pengukuran inilah yang kemudian menjadi perhatian besar dalam regulasi teknis—baik dari sisi industri maupun pemerintah.

Baca juga:  Neraca Analitik Digital

Standar Nasional Indonesia (SNI): Mengapa Kalibrasi Itu Wajib?

Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menetapkan banyak SNI yang mencakup parameter kadar air. Contohnya:

  • SNI 01-2891-1992 untuk pengujian pangan
  • SNI 01-3541-2004 untuk kadar air bahan herbal
  • SNI 01-6323-2000 untuk kadar air pupuk
  • SNI ISO/IEC 17025 untuk laboratorium pengujian dan kalibrasi

SNI tidak hanya digunakan untuk kebutuhan lokal, tetapi juga dijadikan dasar dalam ekspor ke negara-negara yang menghormati standar nasional sebagai jaminan mutu. Pemerintah melalui lembaga seperti Kementerian Perindustrian, BPOM, dan BSN dapat melakukan pengawasan kualitas produk berdasarkan parameter yang tertulis dalam SNI, termasuk kadar air.

Tanpa kalibrasi yang sesuai SNI, hasil dari moisture analyzer bisa dianggap tidak sah. Akibatnya, produk bisa ditolak pada tahap sertifikasi, pengawasan distribusi, atau ekspor. Di sisi lain, alat yang dikalibrasi oleh lembaga berakreditasi ISO/IEC 17025 akan memiliki sertifikat kalibrasi sah, yang bisa dipakai sebagai dokumen pendukung audit.


Proses Kalibrasi Moisture Analyzer Berdasarkan SNI

Kalibrasi bukan sekadar memencet tombol “calibrate” di layar alat. Ada prosedur terstandarisasi yang perlu diikuti agar hasil kalibrasi bisa diakui secara hukum dan teknis.

1. Pelaksanaan oleh Lembaga Terakreditasi

Kalibrasi wajib dilakukan oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi KAN (Komite Akreditasi Nasional), sesuai ISO/IEC 17025. Lembaga ini memiliki alat referensi yang tersertifikasi dan metode kalibrasi berbasis SNI.

2. Pengujian Akurasi Timbangan

Karena moisture analyzer bergantung pada selisih berat, kalibrasi timbangan internal (load cell) sangat krusial. Biasanya dilakukan menggunakan anak timbangan standar kelas E2 atau F1.

3. Uji Konsistensi Pemanasan

Sistem pemanas alat juga dikalibrasi menggunakan termometer referensi untuk memastikan suhu yang dibaca di layar sesuai dengan panas aktual yang diberikan ke sampel.

Baca juga:  Optimalkan Keamanan Pangan dengan Timbangan Radwag dan Sistem PresisiTech – Solusi Tepat untuk Sertifikasi FSSC 22000

4. Dokumentasi dan Sertifikasi

Setelah kalibrasi selesai, pengguna akan menerima sertifikat kalibrasi yang mencantumkan hasil uji, ketidakpastian pengukuran, identitas alat, dan tanda tangan teknisi bersertifikat.


Kapan Waktu Ideal Melakukan Kalibrasi?

Kebanyakan produsen moisture analyzer merekomendasikan kalibrasi minimal setahun sekali. Namun, frekuensi bisa ditingkatkan tergantung pada kondisi berikut:

  • Penggunaan intensif (lebih dari 5 kali per hari)
  • Lingkungan kerja ekstrem (lembap, berdebu, atau dengan getaran tinggi)
  • Setelah servis atau pemindahan alat
  • Menjelang audit atau resertifikasi

Kalibrasi rutin bukan hanya soal kepatuhan, tapi juga bagian dari manajemen mutu total. Risiko produksi gagal atau hasil uji ditolak bisa ditekan jika alat selalu berada dalam kondisi optimal.


Integrasi Moisture Analyzer ke Sistem Mutu SNI ISO 9001 & 17025

Bagi perusahaan yang telah bersertifikat ISO 9001 atau berencana menjadi laboratorium uji terakreditasi ISO/IEC 17025, moisture analyzer yang terkalibrasi dan tervalidasi menjadi alat ukur strategis dalam dokumentasi mutu.

Berikut beberapa aspek sistem manajemen mutu yang mendukung:

  • Pengendalian Alat Ukur (Clause 7.1.5 – ISO 9001:2015)
  • Rekaman Kalibrasi Alat (Clause 6.4 – ISO/IEC 17025:2017)
  • Penjaminan Hasil Pengukuran (Clause 7.7 – ISO/IEC 17025:2017)

Data pengukuran kadar air yang dihasilkan alat ini bisa digunakan sebagai bukti bahwa perusahaan menerapkan prinsip Quality Control dan Continuous Improvement.


Studi Kasus: Kalibrasi Moisture Analyzer di Industri Makanan

Salah satu pabrik makanan ringan di Bekasi sempat gagal lolos audit BPOM karena kadar air produk lebih tinggi dari yang dilaporkan dalam COA. Setelah diselidiki, ternyata alat moisture analyzer mereka belum dikalibrasi selama dua tahun dan digunakan di area dengan sirkulasi udara buruk.

Setelah beralih ke moisture analyzer dengan fitur auto-calibration dan menjalin kontrak kalibrasi tahunan dengan laboratorium terakreditasi KAN, akurasi hasil uji meningkat tajam. Audit BPOM pun akhirnya dilalui tanpa temuan.

Baca juga:  Keunggulan Timbangan Analitik Digital Modern Dibanding Versi Lama

Tips Memastikan Moisture Analyzer Anda Sesuai Standar SNI

  1. Cek label dan manual produk – Pastikan alat menyebutkan kepatuhan terhadap ISO, ASTM, atau AOAC.
  2. Gunakan timbangan kelas E2/F1 untuk uji harian – Ini membantu mendeteksi deviasi sebelum jadwal kalibrasi tahunan.
  3. Simpan sertifikat kalibrasi terakhir – Siapkan versi digital dan cetak untuk keperluan audit dadakan.
  4. Jangan abaikan lingkungan kerja alat – Jauhkan dari sumber getaran, panas langsung, atau kelembapan berlebih.
  5. Pilih distributor yang menyediakan layanan kalibrasi terintegrasi – Lebih efisien dan memastikan alat selalu terjaga performanya.

Penutup

Moisture analyzer bukan hanya alat laboratorium biasa—ia adalah penentu sah atau tidaknya sebuah hasil pengujian. Di era industri yang makin mengutamakan dokumentasi dan kepatuhan terhadap regulasi, kalibrasi sesuai SNI adalah investasi mutu yang wajib dilakukan.

Bagi perusahaan yang ingin meningkatkan daya saing di pasar nasional maupun global, memilih moisture analyzer yang mendukung kalibrasi standar nasional dan internasional adalah langkah cerdas. Pastikan pula Anda bekerja sama dengan penyedia alat yang memahami kebutuhan teknis sekaligus regulatif, seperti timbanganpas.com, yang tidak hanya menjual alat, tetapi juga menawarkan edukasi, pelatihan, hingga layanan kalibrasi resmi.

Daftar Isi
//
Hi, tim support kami ada di sini untuk menjawab kebutuhan Anda. Tanya kami apa saja!
Hi, ada yang dapat kami bantu?